Tidak terasa umur ku
21 tahun kini,
Dengan berbagai rintangan dan tantangan telah terlewati.
Terkadang aku menjadi karang yang kuat terhadap badai
Terkadang menjadi embun yang hilang bersama datangnya mentari.
Dengan berbagai rintangan dan tantangan telah terlewati.
Terkadang aku menjadi karang yang kuat terhadap badai
Terkadang menjadi embun yang hilang bersama datangnya mentari.
Gelora takbir yang
menghiasi hari-hari
Kini menjadi semangat berjalan di jalan dakwah ini.
Cemo’ohan dan hinaan datang silih berganti
Namun Allah dan surga-Nya lah sebagai motivasi.
Kini menjadi semangat berjalan di jalan dakwah ini.
Cemo’ohan dan hinaan datang silih berganti
Namun Allah dan surga-Nya lah sebagai motivasi.
Berjalan di atas muka
bumi ini,
Bagai berjalan di atas batu kerikil di siang hari
Kaki yang telanjang dengan panasnya mentari
Air mata yang mengalir menahan sakitnya hidup ini.
Bagai berjalan di atas batu kerikil di siang hari
Kaki yang telanjang dengan panasnya mentari
Air mata yang mengalir menahan sakitnya hidup ini.
Kujadikan batu
kerikil bukan sebagai tantangan
Tetapi sebagai obat dan manfaat hidup ini.
Karena aku percaya kepada Allah dan Al-Qur’an,
Sebagai pedoman dan juga penyemangat jalan ini.
Tetapi sebagai obat dan manfaat hidup ini.
Karena aku percaya kepada Allah dan Al-Qur’an,
Sebagai pedoman dan juga penyemangat jalan ini.
Dakwah adalah jalan hidup saya,
Bukan suatu kewajiban dan keharusan diri.
Bukan suatu kewajiban dan keharusan diri.
Tapi dakwah adalah kebutuhan hidup saya,
Sebagai ladang persiapan akhir hayat nanti.
Sebagai ladang persiapan akhir hayat nanti.
Aku tak sempurna seperti ulama,
Apalagi seperti para sahabat nabi.
Namun aku hanya seorang pemuda,
Yang mengharapkan surgawi Ilahi Robbi.