Home » » Sharing menjelang makan siang

Sharing menjelang makan siang

Febrian Iskandar | 14.16 | 0 komentar
Siang ini aku kekantin lebih cepat dari biasanya, dikarenakan dari malamnya tidak ada nasi yang masuk dalam perut, hanya beberapa roti dan juga beberapa gelas susu jahe (sasetan) menemani malam hari dan juga tadi pagi. Seperti biasa aku duduk di meja luar kantin restu ilahi tempat biasa makan tetapi hari ini tidak biasa karena aku sendirian. Terkadang bersama teman satu angkatan atau satu jurusan (beda angkatan).

Di sela-sela menunggu pesanan seseorang berjenggot tipis menghampiriku, tak biasa dia bertemu denganku di kantin namun kali ini Allah berkehendak lain.
           "Assalamualaikum, akh, atum sarapan atau makan siang ini?" Sapanya sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman
           "Waalaikumsalam, sekalian sarapan + makan siang itung-itung ngirit :) "
           "Kebetulan nih kita ketemu di sini ana mau sharing sedikit masalah" 
Kebiasaan kalo ketemu sesama ikhwah (sepesial golongan Ikhwan) selalu ada aja pembahasan. Baik masalah ekonomi, hukum, organisasi dan bahkan seputar akademisi yang terkadang sedikit sangsi, maklum semester akhir. Yang biasa gak kalah ramenya kalo bahasannya udah mengarah ke urusan "walimahan" padahal rata-rata belum pada siap cuma modal nekat dama niat!. haduh anak muda sekarang ribet urusannya baru umur setengah baya tetapi udah kebelet semua, apalagi di tambah adanya kakak tingkat yang belum kelar kuliahnya tapi udah walimahan (Buat galau anak muda) hehehe... Tapi bukan itu yang akan di bahas kali ini.
             "mau sharing masalah apa?" Jawabku dengan semangat (pikiranku udah kemana-mana)
            "Gimana menurut antum masalah ujub sama sombong terus apa beda keduanya?"
            "Owh, kira'in mau bahas apa. Ujub itu gak jauh beda sam sombong tapi bisa dibilang ujub itu adalah anaknya sombong tapi kalau sombong itu udah Bapaknya ujub, ini sifat punya anak juga ya tapi siapa ibuknya?" Sembari tertawa karena aku lihat mukanya serius amat ya, jadi aku yang takut ngeliatnya. "Ujub itu adalah rasa bangga terhadap kelebihan diri sendiri kalau kata orang palembang Ngesok tapi sebatas diri sendiri tidak dilebihkan. Contoh : ujub terhadap otak karena merasa paling cerdas, paling soleh (ini bahaya terkadang orang salah arti jadi gak mau ke masjid gara-gara takut dibilang sok soleh) merasa paling pintar, merasa paling-paling lainnya"
             "Nah, kata antum tadi kita gak boleh salah arti merasa paling soleh sehingga enggak mau solat di masjid  lagi. Lalu arti dari merasa paling soleh itu seperti apa?" Potongnya
             "Merasa paling soleh seperti memperlihatkan amalannya dengan maksud sombong, seperti kalau solat sendiri cukup baca Al-Kausar sama Al-Aser tapi kalau dia jadi imam gak tanggung-tanggung tuh gak mikir makmung banyak urusan yang penting bacaanya panjang, mau gempor kalian juga gak masalah. Apalagi kalau makmumnya akhwat tuh bisa-bisa yang di baca surah Al-Baqoroh full untuk dua rakaat. tapi sebenarnya ujub itu yang menilai adalah Allah bukan manusia. Sulit manusia mengenali sifat ujub dari seseorang dan kita tidak boleh mengartikan seseorang itu ujub atau sombong karena kita bukan hakim atau penghukum yang dikirim oleh Allah. Cukup dia sama Allah yang tahu. sebenarnya Ujub, Sombong dan Iri itu adalah anak beranak seperti yang ana bilang awal tadi. ketika masih kecil di sebut ujub yang hanya bisa dinilai oleh diri sendiri sama Allah kemudian bapaknya ujub yaitu sombong yang terkadang bisa dinilai oleh orang lain tetapi diri sendiri juga bisa menilai dan yang terakhir adalah kakeknya ujub Iri. Sifat terakhir ini biasanya Allah tampakkan pada seseorang dengan tidak menyukai kelebihan seseorang yang melebihi dirinya." Jawabku sembari minum jus yang baru sampai.
             "Ana mau tanya lagi nih, ana pernah sholat magrib di masjid ..."sensor"... tapi banyak yang udah datang telat malah sholat sunnah tahyatal masjid terkadang sholat sunnah lainnya sampai beberapa kali ulang, padahal dia tahu kalau dia datangnya telat. Terus ana langsung ikhomah biar langsung solat. Apakah mereka tergolong ujub dan sombong atau tidak?" Tanyanya, yang ini membuat aku merasa kayak gimana gitu mau jawabnya.
              "Nah kalau menurut ana sih itu udah sombong karena ibadahnya ingin dilihat oleh khalayak banyak. Tapi Allahualam karena sesungguhnya yang menilai ujub itu adalah diri sendiri dan juga Allah. Ana gak mau nuduh macem-macem tapi kalau ana yang telat (dengan kata lain ketika sampai di masjid adzan sudah selesai dikumandangkan dan sudah ada yang selesai sholat sunnah) ana gak akan sholat sunnah karena itu sudah pasti menggangu orang lain.". "Owh begitu ya, ya udah kita makan dulu"  Sambungnya karena makanan yang kami pesan baru sampai. Karena ana takut kalau ada yang salah atau bahkan menyakiti hati dia aku menutup sahring dengan permintaan maaf.
              "Afwan kalau ada salah, itu kita kan sharing kalau ada yang menyingung atau sebagainya ana minta maaf. Kalau ada benarnya itu adalah kehendak Allah dan jikalau ada salah itu khilafan ana pribadi. Ana ingat seorang teman bilang jangan bicara tentang suatu ilmu jika kita tidak memahaminya jadi itu pemahaman dasar ana tapi kalau pemahaman ana masih salah mohon diluruskan" Tutupku sembari mulai perlahan menyantap makan siangku.

Semoga kisah sharing ini bermanfaat tapi jika ada yang kurang berkenan dan merasa bahwa ada yang salah dari isi tulisan ini mohon diluruskan. Watawa saubil hak watawa saubissobr. Moga bermanfaat.
Share this article :
Komentar

0 komentar:

 
Created By : Febrian Iskandar | ABI | PPM
Copyright © 2011. Udo Febrian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Selamat datang di Website pribadiku

www.udofebrian.com

Semua artikel yang ada di web ini adalah catatan dan juga cerita tentang diriku serta artikel ini sebagai penyalur kreatifitas hidupku. Aku suka membaca dan menulis maka aku buat artikel sebagai tempat dimana aku bisa menyalurkan hobiku.

Pertahtian buat pembaca

Mohon setelah baca tinggalkan komentar dan juga bagikan jika bermanfaat.

Profile Lengkap

Nama
Febrian Iskandar

Alamat
Palembang, Indonesia

Hobi
Membaca dan Menulis

Facebook
Udo Febrian

Twitter
@Udofebrian92

Status Hari ini

Assalmaualikum wr wb.
"Kalian adalah umat terbaik yang diutus untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Ali-Imran : 110)