Home » , » Edisi Rihlah Gunung Dempo

Edisi Rihlah Gunung Dempo

Febrian Iskandar | 21.12 | 0 komentar
Ilham, bantu ana.” Teriaku pada ilham yang tepat berada di belakangku.
            “Antum kenapa feb, sakit? Tunggu, ana masih ada persediaan air dan sedikit roti cobalah diamakan.” Ilham memerikan botol air yang hanya tersisa sedikit.
            “Terima kasih Ilham.!” Sembari mulutku melahap roti dan air yang tersisa.
            Kami berdua tertinggal cukup jauh dari yang lainnya, karena ulahku yang mendadak sakit dan mengharuskan kami berdua istirahat sejenak. Setelah merasa cukup istirahatnya, kami melanjutkan perjalanan untuk menyusul yang lainnya yang sudah jauh di depan sana.
            “Ilham, afwan ya sudah merepotkan dan membuat kita tertinggal dalam kelompok.” Aku mencari topik pembicaraan agar kami berdua tidak merasakan lelahnya perjalana untuk mencapai puncak.
            “Ia, gak masalah feb. Itulah kenapa kita bersaudara, saat ana meninggalkanmu dalam keadaan kesusahan tentu dipertanyakan ukhuwah islamiah diriku. Artinya sia-sia saja ilmu yang kita pelajari setiap khalaqoh mingguan kalau tidak kita amalkan.”
            “Bagaimana perasaanmu melakukan perjalanan ini akh?”
            “Ana sangat senang feb, Tapi ana takut kita tidak akan sampai puncak.” Suara ilham mulai merendah.
            “Kenapa bisa begitu?” Sembari mataku menoleh kebelakang, namun yang aku temui Ilham sedang berpegangan pada sebuah pohon dan dia seolah mau pingsan.“Ilham, ada apa?” aku berhenti dan memegang tubuh Ilham yang hampir jatuh ketanah.
            “Entahlah mungkin magh atau apalah ini, ana tak sanggup lagi untuk berjalan.
            Aku mencoba menarik tangannya kebahuku untuk menuntunnya untuk terus berjalan, namun wajahnya semakin pucat. Aku tak begitu banyak tahu masalah P2K sehingga aku bingung harus bagaimana, aku periksa kedua tas kami ternyata tidak ada sedikitpun air atau makanan yang bisa di santap Ilham. Melihat tubuhnya semakin lemas maka aku sandarkan dia pada sebuah pohon dan dengan memasang ransel gunung sebagai pengikat tubuhnya agar tidak terjatuh.
            “Ilham, kita tidak punya persediaan apa-apa, bertahanlah  sebentar, ana akan menyusul mereka dan meminta bantuan mereka.”

            “Ia, jangan lama ya akh, ana tak sanggup lagi.” Jawab Ilham.

(Untuk baca selengkapnya silakan download cerpennya di bawah ini)

Share this article :
Komentar

0 komentar:

 
Created By : Febrian Iskandar | ABI | PPM
Copyright © 2011. Udo Febrian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Selamat datang di Website pribadiku

www.udofebrian.com

Semua artikel yang ada di web ini adalah catatan dan juga cerita tentang diriku serta artikel ini sebagai penyalur kreatifitas hidupku. Aku suka membaca dan menulis maka aku buat artikel sebagai tempat dimana aku bisa menyalurkan hobiku.

Pertahtian buat pembaca

Mohon setelah baca tinggalkan komentar dan juga bagikan jika bermanfaat.

Profile Lengkap

Nama
Febrian Iskandar

Alamat
Palembang, Indonesia

Hobi
Membaca dan Menulis

Facebook
Udo Febrian

Twitter
@Udofebrian92

Status Hari ini

Assalmaualikum wr wb.
"Kalian adalah umat terbaik yang diutus untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Ali-Imran : 110)