Home » » GARPU (Gerakan Arah Pulang)

GARPU (Gerakan Arah Pulang)

Febrian Iskandar | 15.47 | 0 komentar
Assalamualaikum.
Apa kabar semua sahabat. sudah setahun rasanya tidak berkicau di website saya ini. Karena kesibukan. Akhir-akhir ini kita mengenal dengan kalimat baru Rumah Baru (G***I). ada yang tahu?
secara untuk nama mungkin masih se umur jagung dan sebagian besar orang belum banyak mengenal dan merasakan kehadiran dari sosok Rumah Baru ini.
Rumah Baru adalah suatu kelompok yang di gagas oleh AM dan didukung penuh oleh FH. Siapa yang tidak kenal kedua sosok ini? tentu sebagian kita mengenalnya. Bagaimana sosok AM dalam kancah perpolitikan khususnya beliau sudah pernah menjadi tokoh nomor satu di rumah lama. Sedangkan FH adalah seorang pejabat parlemen yang aktif mengkritisi pemerintahan dan memperjuangkan hak-hak orang kecil serta orang lemah. Dari kedua tokoh tersebut mungkin yang paling terkenal di masyarakat banyak adalah FH tetapi yang memiliki pemikiran dan kecerdasan serta yang memiliki icon sebagai pemimpin adalah seorang AM.
G***I Lahir dengan beberapa alasan, hasil yang saya dapatkan adalah hasil diskusi dengan beberapa orang yang mendukung dan berafeliasi terhadap gerakan ini. Berikut adalah alasan mereka

  1. Didalam sistem lama ada pembungkaman atau perahasian data sering juga di sebut penutupan fakta yang sebenarnya 
  2. Adanya Oprasi Intelejen di dalam rumah lama.
  3. Adanya mantan anggota BIN di rumah lama (hubungan dengan pembungkaman)
  4. Salah satu negara yang menang di kancah politik kemudian di kudeta karena menganut sistem lama yang sudah usang
  5. Sedangkan negara baru (bendera merah) bisa bertahan dan berjaya karena menganut sistem baru dan meninggalkan sistem lama yang sudah usang
  6. G***I seakan-akan merasa terasingkan di rumah lama.
  7. Melahirkan Mujaddid baru seperti dalam hadist nabi Allah Muhammad yaitu setiap 100 tahun sekali Allah mengutus mujaddid baru dalam urusan agama.
Mari kita bahas alasan mereka, dalam segi data mungkin benar tetapi salam segi cerita bagi saya bisa jadi ini adalah fiksi pada point 1-3 sedangkan point 4 dan 5 adalah pemaksaan fakta menjadi sebagai pembenaran. point 6 merasa terasingkan adalah persepsi sendiri dan juga sudah membuat bagaimana caranya terlihat terasingkan. Bagian nomor 6 ini tergantung pribadi masing-masing bagaimana akhlak dan sikap kita terhadap jama'ah dan bersosialisasi. Masuk ke point 7 terkait mujaddid, seseorang tidak akan menjadi mujaddid dengan kehendak dirinya sendiri tetapi Allah yang membuat dia menjadi mujaddid. sedangkan sejarah yang telah ada mujaddid begitu hebat, kelompok yang di pimpin oleh mujaddid sangat kuat dan ditakuti, amal yauminya begitu hebat, pengikut mereka sedikit tetapi sangat taat dan setia serta orang-orangnya dapat membangun kesyumulan islam dalam jama'ah. Sebelum menyebut sebagai mujaddid atau orang yang berada di bawah mujaddid alangkah baiknya mengenal sejarah mujaddid yang pernah ada dan bagaimana kehidupannya.

Bukan maksud menandingi tetapi ingin membuat cerita fiksi baru saja, ingat cerita di bawah ini adalah fiksi saja bukan nyata dan bukan juga pernah dan akan terjadi. judul cerita yang saya buat adalah 

Asal-Usul Garpu.

Seorang tokoh dengan pesona luar biasa pada tahun 2014 memulai pergerakan di rumahnya, disana dia adalah anak tengah, bukan tertua tetapi bukan pula yang termuda tetapi dia cukup cepat tumbuh dewasa. setelah umurnya remaja di tahun 2014 anak itu membuat celah baru dengan menerbitkan nyanyian baru yang berjudul momentum kebangkitan, setelah membuat buku tersebut anak itu membuat perancangan untuk membuat rumah baru tetapi di dalam rumah sendiri dengan mengambil properti rumah itu sendiri dengan bertujuan mengosongkan isi rumah bapaknya hingga tersisa barang tua saja. Persiapan terus dilakukan sampai 4 tahun kemudian dia baru membuat rumah baru setelah merasa siap dengan amunisi yang sudah di siapkan lahirlah rumah baru yang di sebut rumah garpu. Kehadiran rumah garpu mengguncang seisi rumah karena pada awalnya kalau rumah garpu akan lahir untuk membuat kamar baru di rumah tersebut tetapi ternyata ingin memisahkan dari atap rumah lamanya. singkat cerita lahirnya rumah garpu tersebut membuat sang ayah marah dengan wajah merona lalu di redam dengan cerita indah pelangi setelah hujan, karena sayangnya sang ayah maka percaya dan di aminkan sang ayah. tetapi setelah mulai banyak garpu terang-terangan menjelekkan sang ayah kemudian membuat cerita buruk dengan menganggap rumah lama berhantu dengan tujuan agar semua penghuni rumah lama berlari ke rumah baru. tapi cerita hantu itu hanya fiksi saja yang bertujuan untuk memecah dan menarik penghuni menuju rumah baru. Maka Lahirlah rumah baru yang di sebut Garpu.

Sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf karena saya tidak banyak tahu tentang pergerakan dan saya adalah orang yang miskin ilmu dibangingkan orang-orang yang membaca tulisan ini. mungkin sebagian orang bertanya-tanya apakah Garpu dan siapa yang dimaksud di dalamnya ini?. Ini hanya artikel yang bisa di artikan dengan multi tafsir. 
Share this article :
Komentar

0 komentar:

 
Created By : Febrian Iskandar | ABI | PPM
Copyright © 2011. Udo Febrian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Selamat datang di Website pribadiku

www.udofebrian.com

Semua artikel yang ada di web ini adalah catatan dan juga cerita tentang diriku serta artikel ini sebagai penyalur kreatifitas hidupku. Aku suka membaca dan menulis maka aku buat artikel sebagai tempat dimana aku bisa menyalurkan hobiku.

Pertahtian buat pembaca

Mohon setelah baca tinggalkan komentar dan juga bagikan jika bermanfaat.

Profile Lengkap

Nama
Febrian Iskandar

Alamat
Palembang, Indonesia

Hobi
Membaca dan Menulis

Facebook
Udo Febrian

Twitter
@Udofebrian92

Status Hari ini

Assalmaualikum wr wb.
"Kalian adalah umat terbaik yang diutus untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Ali-Imran : 110)