Sudah lama saya tidak posting, kali ini saya ingin sekali mengisi blog saya dengan tulisan saya terbaru menggambarkan suasana dan kondisi orang-orang di sekeliling saya pada saat ini.
Terkadang kita tidak tahu akan takdir kita, terkadang kita juga mengambil kesempatan bukan atas dasar hati nurani kita. Bicara tentang hati nurani, hati itu adalah segumpal darah beku yang menyimpan banyak kebaikan, tak kala kita melakukan kesalahan atau orang lain melakukan kesalahan tanpa memikirkan perasaan orang lain maka sering kita menyebutnya "Tidak punya hati". Jadi hati itu adalah tempat dimana bersemayam perasaan baik-baik. dan jarang sekali perasaan tidak baik itu datang dari hati, lalu pertanyaannya dari mana perasaan tidak baik itu??? Ya itu jadi pertanyaan kita pada saat ini. Tapi kita bisa menjawab tak kala kita tahu fungsi dari emosi, otak, dan logika.
Emosi itu hadir tak kala Otak dan Logika bersatu untuk melawan perasaan dari hati. Emosi itu memiliki aura positif 10% - 15% dan tidak lebih dari itu. Sedangkan hati memiliki aura positif 85% - 90% artinya hatilah dimana tempat kita bertanya saat logika dan juga otak sudah level tertinggi dan sudah mulai mengabaikan perasaan maka cepatlah buka hati anda karena di sanalah tempat kebaikan dan kebenaran berada.
"Sebelum telur memilih takdirnya yang hanya memiliki dua kemungkinan, maka telur itu berhak mendapatkan perhatian dan juga perlindungan. Telur yang dirawat dengan hati maka dia akan mendapatkan takdir menetas, sedangkan telur yang dirawat dengan Otak dan Logika dia akan menetas dalam keadaan tidak normal atau dia akan memilih menjadi telur busuk"Seperti itulah kita pada saat ini, yang tak kala memikirkan sesuatu dengan logika dan otak sedangkan kita mengabaikan hati kita, kita tidak akan tahu perasaan kita yang pada saat ini kita jaga dan kita rawat agar dia tidak menjadi busuk atau menetas dengan tidak normal tetapi yang kita harapkan adalah dia menetas dengan normal dan menjadi apa yang kita harapkan. Tapi kemana hati kita yang sebenarnya adalah sumber dari kebaikan kenapa kita abaikan???
mengutip beberapa pendapat teman
"Saya memilih berteman dengan dia dan saya tidak akan jauh darinya
karena saya tidak ingin menjadi istrinya tapi saya ingin menjadi sahabatnya"
"Saya harap dia menjadi kakak saya bukan istri saya karena saya hanya
sebagai temannya sejak kecil dan saya bukan siapa-siapa dia"
"Walau hati saya berkata iya tapi saya tetap berkata tidak
karena dia adalah teman saya bukan calon istri saya"
Itulah perkataan orang-orang pada saat ini yang mengatasnamakan Otak dan Logika tetapi tidak menggunakan hati. Termasuk memilih AGAMA...
So,,, jangan menutup hati anda....