Hidup itu layaknya menanam padi. Begitulah artikel yang saya angkat kali ini, karena terinspirasi dari kampung halaman saya, maklum sudah lama gak mudik jadi kangen kampung halaman.
Begitulah hidup kita, kita butuh namanya bibit(ilmu), bibit(ilmu) akan lahir tidak dengan sendirinya tentu butuh pengorbanan. Karena itulah kita mesti menuntut ilmu dengan mengikuti Tarbiah dan sebagainya...
Layaknya padi, padi butuh air yang menyejukkan.
Agar dia bisa tumbuh dengan segar dan sehat batinnya. Air tak datang sendiri tentu ada dari sumbernya. Begitulah hidup kita, layaknya padi, kita butuh menyejuk iman agar bertambah kuat iman kita, tentu ada sumbernya yaitu dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Padi butuh penyubur berupa pupuk untuk menjaganya dari hama dan sebagainya, begitu pula kita, kita butuh namanya penjaga yaitu halaqoh mingguan untuk mengingatkan kita agar kita tidak jauh melenceng dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Tentu kita ingat padi tumbuh tak pernah sendiri tetapi dia selalu disertai dengan rumput ilalang, begitu pula iman kita, saat dia mulai tumbuh maka akan tumbuh juga cobaan.
Saat kita bisa menyelesaikan misi kita menanam padi hingga siap panen tentu kita akan mendapatkan hasil yang banyak dan juga bagus. Begitu pula hidup kita, saat kita bisa menjaga sampai tepat akhir hayat kita maka layaklah kita memetiknya di surga nanti.
Semoga bermanfaat.
Salam ukhuwah.
Home »
» Hidup layaknya menanam padi.
Hidup layaknya menanam padi.
Febrian Iskandar | 21.52 | 0
komentar
Kotak Komentar via Facebook :
terima kasih telah mengunjungi artikel ini, Jangan lupa tinggalkan komentar ya. dan jangan lupa di like pada kolom facebooknya... terima kasih
Ketentuan komentar
- Wajib like dan komentar setelah baca isi blog ini.
- Dilarang komentar yang tidak penting seperti iklan dan sebagainya.