"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
(Q.S At-Taubah : 41)
(Q.S At-Taubah : 41)
Terkadang kita sering mengatakan totalitas dan sulit sekali kita untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan. Terkadang kita juga ingin totalitas tetapi kita merasa dirugikan baik materil maupun moril. Sungguh naas seorang pemimpin suatu kelompok yang tidak totalitas pada yang dipimpinnya. Dia masih berfikir "Saya capek kayak gini terus" dan dia berfikir "Kok cuma saya yang kerja?" itu sering kita dengarkan.
Lalu apa salah kita sehingga kita berfikir seperti itu? Karena kita tidak memahami 3 hal dalam totalitas.
1. Bagaimana kita totalitas
Totalitas yang artinya mengoptimalkan apa yang kita miliki untuk sesuatu yang kita hadapi. Ketika kita menghadapi suatu kegiatan tentu kita di tuntut untuk totalitas di situ. Ketika kita memahami bagaimana totalitas tidak lah cukup untuk membulatkan kita untuk totalitas. Tentu ada beberapa faktor lain yang harus kita miliki untuk bisa totalitas. Yaitu dengan apa kita harus totalitas?
2. Dengan apa kita totalitas
Bicara dengan apa kita harus totalitas. Tentu tidak semua orang sama bentuk totalitas dia dalam kegiatan/pekerjaan/jabatan, tergantung apa yang dia miliki. Dia memiliki materi yang banyak tentu dia totalitas dengan materi yang ada, jika dia memiliki fisik yang kuat tentu dia totalitas dengan fisik dia dan sebagainya. Banyak cara untuk kita totalitas dan tentu karena perbedaan kelebihan itu sendiri membuat kita tidak cukup untuk totalitas karena kita masih ada perasaan "Merugi" dan "Dirugikan" seperti itulah kebiasaan dalam organisasi. Coba ketika memahami yang ketiga Untuk siapa kita totalitas.
3. Untuk siapa kita totalitas.
Bicara untuk siapa tentu seseorang akan banyak mendefenisikan untuk siapa kita totalitas, dan tentunya memiliki tujuan tertentu yaitu mengharapkan kasih sayang dan cinta yang ada di hati kita.
Untuk Teman/Seseorang/Jabatan/Poplaritas/Penghargaan itu sering sekali terjangkit pada hati seseorang pemimpin dan juga seseorang terpandang. Tetapi ketika niat kita untuk yang seperti itu maka hati kita akan sesempit dunia ini semuanya punya batas, sehingga terkadang membawa kita ke jurang kegelapan. Niat buat teman atau seseorang maka ketika kita kecewa akan hal itu maka kita akan merasa "Merugi", dan Niat buat Jabatan/Popularitas/Penghargaan maka akan membawa kita ke sifat Ujub sehingga membawa kita pada sifat Sombong. Oleh karena itu mari kita niatkan totalitas kita hanya karena Allah SWT dan juga agamanya dengan mengharap safaat dari baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Sudaraku yang sedang berjuang dalam dakwah marilah kita sama-sama kuatkan pondasi hati kita untuk beriman dan berkeyakinan lebih dalam terhadap Allah dan niatkan semua yang kita lakukan hanya untuk Allah sehingga semuanya menjadi ibadah.
Tak kala ketiga point tersebut terpenuhi maka kita lebih nyaman dalam totalitas dan juga lebih kuat dalam menjalani kehidupan. Tak ada rasa iri, dengki, sakit hati, kecewa, dan sebagainya. Hati-hati Ujub adalah Gerbang Keseombongan dan Berakhir dengan memakan semua amal kebaikan kita sampai habis.
Nauzubillahiminzalik.