Home » » Ketika rasa itu ada.

Ketika rasa itu ada.

Febrian Iskandar | 17.52 | 0 komentar
Dada terasa sesak dan sempit seolah nafas akan terhenti, ketika sujud terakhir sholat magrib tubuh mulai lemas tak berdaya di dalam hati seraya berdo’a “Ya Allah selamatkanlah hambamu ini yang masih bergelimang akan dosa”. Hilang rasa tak tahu berapa lama tetapi yang aku rasa madon sahabatku telah membangunkan aku untuk pergi ke rumah praktek seorang bidan di timbangan, setengah tak sadar aku dibawa dengan di bonceng oleh saudara madon.

“Allahuakhbar-Allahuakbar... Laailaahailallah” suara itulah yang menyadarkan aku, saat aku terbangun satu infus sudah hampir kosong berada disampingku dengan jarum infus menusuk tanganku. Subhanallah tak sadar aku bahwa ternyata aku baru saja sadar dari posisi yang sangat membahayakan. Tak pernah terbayangkan olehku semua yang baru terjadi pada diriku.
“Bagaimana apa sudah baikan?, kelihatannya mukamu terlihat mulai cerah” Tanya seorang bidan yang sedang merawatku sembari mengganti infus aku yang hanya sedikit lagi. “Alhamdulillah buk” jawabku sambil menahan rasa sedikit sesak yang ada di dada masih sedikit terasa.
“Syukurlah, apakah engkau merasa sakit saat ibuk pasang infusnya, karena tadi ibuk sedikit gugub karena melihat kamu kayak kritis”,
 “Gak kerasa apa-apa buk, tau-tau udah mau ganti infus”,
“Kamu tadi hampir saja sama kayak mahasiswa yang ada di “AWS” yang lewat (* telah tiada) karena penyakit yang sama. Belum lama ini anak yang masih balita meninggal karena penyakit yang sama seperti kamu. Syukur kamu masih diberi kesehatan dan kesempatan” nasehat ibu bidan tersebut. Karena itulah saya ingin berbagi hikmah dari kejadian saya malam ketika di rawat inap tempat ibu bidan.

Saudaraku yang budiman, Allah telah memberikan kesehatan dan juga umur panjang maka janganlah kita sia-siakan. Bagaimana rasanya saat kritis, seolah sebentar lagi kita akan menghadap yang kuasa. Teringat akan dosa yang sangat menggunung dan juga begitu banyak amanah yang belum terselesaikan dan juga begitu banyak janji yang belum ditepati. Sungguh berat rasanya menginggalkan dunia apabila masih akan disiksa di kubur dan juga mampir ke neraka. Sobatku, ingatlah saat kita berkunjung pada orang yang meninggal itu bertujuan mengingatkan kita pada saat akhir diri kita berakhir pada rumah dengan tumpukan tanah.

#Sekedar catatan saya untuk berbagi.
Share this article :
Komentar
 
Created By : Febrian Iskandar | ABI | PPM
Copyright © 2011. Udo Febrian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Selamat datang di Website pribadiku

www.udofebrian.com

Semua artikel yang ada di web ini adalah catatan dan juga cerita tentang diriku serta artikel ini sebagai penyalur kreatifitas hidupku. Aku suka membaca dan menulis maka aku buat artikel sebagai tempat dimana aku bisa menyalurkan hobiku.

Pertahtian buat pembaca

Mohon setelah baca tinggalkan komentar dan juga bagikan jika bermanfaat.

Profile Lengkap

Nama
Febrian Iskandar

Alamat
Palembang, Indonesia

Hobi
Membaca dan Menulis

Facebook
Udo Febrian

Twitter
@Udofebrian92

Status Hari ini

Assalmaualikum wr wb.
"Kalian adalah umat terbaik yang diutus untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Ali-Imran : 110)