Home » » Cemburu kepada Baitullah

Cemburu kepada Baitullah

Febrian Iskandar | 06.17 | 0 komentar
Bismillahirrohmanirrohim.
Berawal  dari acara keluarga dan terpaksa membuat aku lama-lama bersama "Wak (Palembang)" Kiyah yang baru setengah tahun ini pulang ke Indonesia.

Setelah selesai acara kami melakukan kebiasaan orang palembang yaitu "Kelakar (Obrolan kosong)." Namun di sela-sela obrolan tadi tidak tahu dari mana asal pembicaraan malah mengarahkan ke Saudi Arabiya yaitu tanah mekah (Tempat dahulu tinggalnya wak Kiyah).

Dia (Wak kiyah) Bercerita bagaimana keadaan ketika beribadah di mekah, begitu damai dan begitu tenang. Tak sadar air matanya berjatuhan dan kemudian dia bercerita ketika masa haji wada bertepatan sebelum dia pulang ke tanah air Indonesia dia di beri kabar oleh suaminya bahwa dia harus pulang ke tanah air untuk mengurus keluarga di sini dan tinggal di tanah air jangan pulang ke tanah Arab lagi. Dia menangis karena merasa bahwa Allah telah menyuruhnya pergi dari tanah suci ini, selama 10 Tahun lebih dia berada di makkah untuk menemani suaminya bertugas di sana dan setiap tahun sering sekali melakukan haji wada mapupun ibadah-ibadah lainnya termasuk setiap bulan suci ramadhan melakukan sholat di masjidil Haram. Dia bercerita ketika tarawih di sana tidak terasa karena hati terasa tenang dan juga senang. Tarawih ba'da Isa sampai jam 12 malam kemudian tidur sebentar lalu bangun jam 2 sholat Tahajud dan witir berjama'ah di lanjutkan saur di sekitar masjidil Haram yang biasanya ada yang menjual makanan dan terkadang membawa nasi atau kebab persiapan dari rumah ketika sebelum berangkat tarawih. Setelah sahur dan Sholat subuh kemudian tilawah sampai terbitnya matahari kemudian di akhiri dengan sholat duha baru pulang kerumah untuk istirahat yaitu tidur begitulah setiap hari saat bulan ramadhan.

Wak kiyah tak tahan membendung air matanya sehingga mengalir deras dari matanya membuat suasana di raung tamu tersebut menjadi serius dan banyak yang menangis. Apalagi notabennya yang ada di ruangan itu seperti kak Arif dsbg kemaren pernah dan sering ke tanah Arab untuk mengunjungi wak kiyah. Aku yang hanya orang biasa dan hanya bisa melihat ka'bah di televisi dan gambar-gambar dinding atau dari internet yang belum pernah kesana ("Mudah-mudahan Allah segerakan kesana Amin Ya Allah")... Aku merasa bagaimana rasanya di sana, kata-kata yang melekat di otak ku adalah ketika Wak Kiyah mengatakan bahwa ketika ibadah di masjidil Haram "Urusan dunia tak terpikirkan hanya ingat mati dan ibadah kepada Allah dan begitu khusuk. Tak pernah dia bayangkan rasa itu sebelumnya. Bahkan walau tinggal di sana ingin sekali rasanya sering-sering melakukan ibadah disana setiap hari baik ibadah wajib maupun sunnah. Bahkan wak kiyah tak bisa menceritakan bagaimana bahagianya dia disana seolah itulah surga dunia". Aku berfikir bagaimana rasanya disana ketika di Indonesia saja saat beribadah begitu tenang dan sejuk serta nyaman dan menyenangkan bagaimana kalau di masjidil Haram. Subhanallah ingin sekali rasanya segera kesana. Mudah-mudahan linangan air mata ini menjadi do'a yang mustajab agar disegerakan-Nya oleh Allah untuk membawaku ke Masjidil Haram.

Tak hanya itu, dia bercerita bagaimana pemerintahan disana. Setiap hari ada 5 waktu wajib tutup aktivitas di mekah almukaromah yaitu ketika waktu sholat wajib maka semua aktivitas harus di stop baik itu jual beli maupun yang lain. Karena disana di haruskan untuk sholat berjama'ah di masjid. Jika ada yang buka maka akan di tangkap dan di pidana. Subhanallah begitu indahnya gambaran disana. Saat dia bercerita seolah diriku melihat dan merasakan suhu pemerintahan di sana. Ketika hari jum'at maka toko wajib tutup dari pagi hingga jum'at setelah itu ba'da jum'at boleh di buka kembali. Subhanallah begitu mendukung pemerintahannya agar masyarakat banyak waktu untuk melakukan ibadah wajib maupun sunnah. Pemerintah sebagai pengingat akan kewajiban dan sunnah dan memberi dorongan agar melakukan ibadah yang rajin. Walaupun ursan ibadah urusan pribadi yang terpenting pemerintah sudah mempasilitasi. Subhanallah...

Ketika aku pulang ke Indralaya aku masih memikirkan keindahan dan ketenangan di Kota makah yang mudah-mudahan Allah segerakan aku untuk bisa beribadah di tanah suci itu. Allahuma Amin....
Semoga memotivasi yang lain untuk kesana.

Baitullah....
Kesejukan tempatmu...
Ketenangan daerahmu...
Kebesaran Allah untuk menjagamu...
Kemurahan Allah untuk memberkatimu...

Baitullah...
Engkau bagaikan embun pagi...
yang begitu sejuk dan menyegarkan...
Engkau bagaikan permata dunia...
yang menjadi tempat suci umat manusia...

Baitullah...
Engkau membuat kami cemburu...
Karena ridha Allah ada di situ...
Engkau membuat kami rindu...
Kehadiranmu ada di hatiku...

I Love Allah...



Share this article :
Komentar

0 komentar:

 
Created By : Febrian Iskandar | ABI | PPM
Copyright © 2011. Udo Febrian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Selamat datang di Website pribadiku

www.udofebrian.com

Semua artikel yang ada di web ini adalah catatan dan juga cerita tentang diriku serta artikel ini sebagai penyalur kreatifitas hidupku. Aku suka membaca dan menulis maka aku buat artikel sebagai tempat dimana aku bisa menyalurkan hobiku.

Pertahtian buat pembaca

Mohon setelah baca tinggalkan komentar dan juga bagikan jika bermanfaat.

Profile Lengkap

Nama
Febrian Iskandar

Alamat
Palembang, Indonesia

Hobi
Membaca dan Menulis

Facebook
Udo Febrian

Twitter
@Udofebrian92

Status Hari ini

Assalmaualikum wr wb.
"Kalian adalah umat terbaik yang diutus untuk manusia. Kalian menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahlul Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
(Ali-Imran : 110)