Saudaraku, semalam setelah sholat magrib salah satu muridku bertanya, "Pak, cita-cita bapak dulu seperti apa? jadi dokter atau jadi polisi?" Aku yang sudah lama tak ditanya cita-cita maka aku terkejut, "Kenapa bertanya begitu? Adalah! cita-cita bapak, tapi banyak". Saat seperti itu aku ingat sekali saat lagi sd aku di tanya oleh guruku "Cita-cita kamu apa nanti?" Jawabku selalu "Jadi pengajar agama". Namun hari ini aku berada di Faklutas MIPA yang jauh sekali hubungannya dengan agama. Kembali kepada muridku, "Pak, sebenarnya cita-cita seseorang cuma satu, mungkin cita-cita kita sama kalau gak sama saya ingin punya cita-cita seperti bapak, saya ingin seperti bapak" Mendengar seperti itu tak sanggup rasanya hati menahan, ingin sekali air mata ini mengalir namun malu adalah sebagai pembendung air mata ini.
Sahabatku yang budiman, karena umur kita semakin bertambah dan pemikiran kita semakin dewasa melihat kerasnya dunia, terkadang melupakan cita-cita kita masa kecil yang sungguh sangat mulia. Allah telah tanamkan rasa kepedulian dan ketulusan kepada kita sejak kecil dan Allah telah jaga hingga kita dewasa namun karena sifat kita yang Hubbuddunya maka melupakan indahnya cita-cita kita yaitu mencapai surganya Allah SWT.
Dunia ini seolah begitu keras dan begitu penting melebihi segalanya, sehingga saat seseorang sukses menggapai harapan duniawinya maka mereka disebut orang yang sukses dan bermartabat. Namun saat seorang telah mencintai dakwahnya lalu menyerahkan urusan dunia kepada Allah maka dia disebut orang yang gagal dan tak mempunyai tujuan hidup. Itulah dunia saat ini, dimana yang haq dan bathil tidak bisa dibedakan dan juga semua orang telah ditanamkan pada otaknya untuk mencintai dunia.
Cobalah teman-teman sekalian ingat kembali cita-cita suci saat kecil dan lihatlah bagaimana keadaan sekarang. Tergambarkah niat suci si kecil akan terlaksana atau niat suci kecil akan hilang oleh kabut dunia yang semakin kelam? Sahabatku, cobalah anda lihat disekeliling anda, ada berapa banyak orang yang telah di butakan dunia dan ada berapa banyak orang yang masih cintakan Allah SWT?
Kembali kepokok pembahasan, maka aku baru sadar bahwa seorang anak kecil yang berumur 11 tahun telah menyadarkan aku tentang makna cita-cita dan arti dari tujuan hidup. Dia telah mengingatkan aku tentang cintanya Allah kepadaku yang tak terhingga, sampai saat ini Allah telah menjaga aku dalam jalan dakwah yang Allah janjikan Allah akan balas kebaikan dunia dengan kebaikan surganya Allah.
Berilah cahaya dimanapun anda berada,
biarkan cahaya itu akan memakan usia
namun hidup tak akan sia-sia.
Biarlah cahaya itu akan merengut nyawa kita
namun telah kita berikan kebaikan itu di dunia.
Biar sajalah urusan dunia Allah yang beri
dan siapkan bekal di kemudian hari untuk mencapai surgawi.